Sabtu, 17 Oktober 2015

Identifikasi Alat Reproduksi Tanaman



IDENTIFIKASI STRUKTUR
ALAT REPRODUKSI TANAMAN

 







Disusun Oleh
Nama              : Ahmad
Nim                 : G111 14 057
Kelas               : B
Kelompok      : 4 (Empat)
Asisten            : 1. Fatmawati
                                                                          2. Sulaiman


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap tumbuhan memiliki organ reproduksi yang digunakan untuk memperbanyak dirinya. Lain halnya dengan manusia dan hewan, organ reproduksi pada tumbuhan memiliki struktur, bentuk dan fungsi yang berbeda-beda pula.
Alat reproduksi tanaman yang berupa bunga pada tanaman proses penyerbukannya dibantu dengan hewan, misalnya saja burung atau lebah. Meskipun bunga tidak semuanya dimiliki oleh tanaman, akan tetapi tanaman hampir semuanya memiliki bunga. Peran yang paling penting dalam sistem reproduksi adalah bunga.
Hal ini karena pada saatnya nanti terjadi penyerbukan, yaitu peristiwa bertemunya sel kelamin jantan dan sel dkelamin betina atau yang sering disebut dengan putik dan benang sari. Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generatif sedangkan reproduksi aseksual disebut dengan perkembangbiakan secara vegetatif.
Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan pratikum mengenai identifikasi struktur alat reeproduksi tanaman untuk mengetahui tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri dan mengetahui cara penyerbukan pada bunga tersebut.


1.2  Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari pratikum identifikasi struktur alat reproduksi tanaman adalah
1.      Untuk mengetahui tanaman tersebut menyebuk silang atau menyerbuk sendiri.
2.      Untuk mengetahui tanaman tersebut termasuk bunga sempurna atau bunga tidak sempurna.
3.      Untuk mengetahui bagian-bagian dan struktur dari bunga tersebut.
1.3  Kegunaan Pratikum
Kegunaan dari pratikum Identifikasi Struktur Alat Reproduksi Tanaman agar kita dapat mengetahui alat reproduksi pada tanaman khususnya yang dibahas dalam laporan ini yaitu alat reproduksi ada bunga kembang sepatu dan bunga kembang kertas


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman                                                    
1.      Bunga Kembang Sepatu
Hibiscus rosasinensis termasuk kedalam family Malvaceae yaitu terna atau semak-semak, jarang berupa pohon. Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup. Ini semua dilakukan orang untuk memperindah halaman rumah. Pengembangbiakan yang lebih sering dilakukan orang yaitu dengan stek batang atau cangkokan daripada perbanyakan dengan penyebaran biji (Nafisah.a,2014).
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji kembang sepaatu terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima tersebut (Nafisah.a,2014).
Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis  bunga kembang sepatu berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur (Nafisah.a,2014).
Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah (Nafisah.a,2014).
2.      Bunga Kembang Kertas
Tanaman bunga kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Berasal dari Amerika Selatan, tanaman ini sering ditanam di taman dan kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif ("bunga") tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan (Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun pelindung (Purwantoro, i. A.2013).
Warna-warni bunga sepatu membuat tanaman bunga ini sering ditanam sebagai penghias taman di pekarangan rumah. Tanaman-tanaman bunga kembang  kertas juga dapat disambung (grafting) antar spesies. Ini membuat tanaman bunga kembang kertas dalam satu pohon itu, dapat memiliki bunga-bunga dengan warna yang cerah dan variatif (Purwantoro, i. A.2013).
Budidaya bunga sepatu pernah mengalami masa kejayaan di sekitar tahun 90-an. Hampir disetiap rumah dimasa itu menanam bunga kembang sepatu. Hal ini karena selain memiliki penampilan yang indah, pada masa itu bunga ini dipercaya juga memiliki manfaat yang cukup banyak. Manfaat bunga kertas tersebut antara lain sebagai obat wasir dan anti oksidan (Purwantoro, i. A.2013).
            Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang. Perkembang biakannya pula hanya memerlukan keratan batang yang disemai di dalam bungkus plastik ataupun pot dengan cara mudah. Selain itu, tanaman ini juga mempunyai sulur yang rapat, daun yang lebar dan berbentuk bujur tirus yang mampu membentuk rimbunan pokok yang  ada di kawasan halaman rumah atau juga sebagai tumbuhan pagar yang ada di kawasan yang menarik seperti pinggir jalan (Purwantoro, i. A.2013).
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat. Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India (Purwantoro, i. A.2013).
Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna
yang terdapat pada bunga kembang kertas (Purwantoro, i. A.2013).
2.1.1        Klasifikasi Tanaman
1.      Bunga Kembang Sepatu
Menurut Nur’aini, D (2013), klasifikasi bunga kembang sepatu adalah
Divisi                    : Spermatophyta
Sub Divisi            : Angiospermae
Kelas                    : Dicotyledonae
Bangsa                 : Malvales
Suku                     : Malvaceae
Marga                   : Hibiscus
Jenis                     : Hibiscus rosa-sinensis L.
2.    Bunga Kembang Kertas
Menurut Aditya (2013), klasifikasi bunga kembang kertas adalah
Kerajaan               : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Ordo                     : Caryophyllales
Famili                   : Nyctaginaceae
Genus                   : Bougainvillea
Spesies                 : B. buttiana, B. glabra, B. peruviana, B. spectabilis, dan 
  B. spinosa
2.1.2 Morfologi Tanaman
1.    Bunga Kembang Sepatu
Akar tunggang dan berwarna cokelat muda, batang tingginya ± 3m, bulat, berkayu, keras, diameter ± 9cm, masih muda berwarna ungu setelah tua putih kotor, daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun tunggal berwarna hijau kecokelatan dan tersusun spiral, helaian daun berbentuk bundar telur, panjang helaian daun 3,5 - 9,5 cm, lebar 2,0 - 6,0 cm, ujung daun meruncing, tepi daun bergerigi kasar, tulang daun menjari,bentuk pinggir daun bergerigi tangkai daun panjang 1,0 - 3,7 cm (Samsumaharto dan Hartanto,2010).
Bunga berbentuk lonceng dengan tangkai sari panjang. Bunga dari berbagai jenis kultivar dan hibrida biasanya berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis). Mahkota bunganya dapat berwarna putih, merah  jambu, merah tua, kuning, ungu, atau campuran. Bunganya berukuran besar dan tidak berbau. Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga  kembang kertas bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan menghasilkan buah yang sangat kecil (Samsumaharto dan Hartanto,2010).
Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur, bentuk buah  kecil, lonjong, diameter ± 4mm, masih muda putih setelah tua cokelat  dan biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima, pipih,
berwarna putih dan berwarna merah (Samsumaharto dan Hartanto,2010).
2.     Bunga Kembang Kertas
Akar serabut dan berwarna cokelat muda, tinggi batang bunga kembang kertas ± 2-3 meter, bulat, berkayu, keras dengan diameter ± 4-7 cm, batang yang masih muda ditandai dengan warna ada batanghijau kecoklatan dan setelah tua berwana coklat tua kotor, daun bunga kembang kertas (Bougainvillea) merupakan daun tunggal berwarna hijau, helaian daun berbentuk bundar telur tetapi bagian ujungnya runcing, panjang helaian daun sekitar 4 – 8 cm, lebar daun 2 – 4 cm, tepi daun  datar dan tidak bergerigi seperti bunga kembang kertas, tulang daun menjari (Purwantoro, 2009).
Bunga berbentuk lonceng dengan berbagai jenis kultivar dan hibrida biasanya berupa bunga tunggal, mahkota bunga dapat berwarna merah, pink, ungu dan sebagainya, ukuran bunga sedang dan tidak terdapat bau, dengan diameter bunga sekitar 4 cm, putik sedikit menjulur keluar . Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau mengahadap ke samping. Pada umumnya bunga kembang kertas tidak menghasilkan buah (Purwantoro, 2009).


2.2 Struktur Bunga pada Tanaman Monokotil dan Dikotil
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae (Arudji.B, 2007).
Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, sebagai sumber oksigen dan sebagainya (Arudji.B,2007).
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan sistem Crouquistmengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida (Arudji.B,2007).
Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama Magnoliopsida dengan akhiran -opsida . Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas “tumbuhan berdaun
lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil” (Arudji.B,2007).
2.2.1 Biologi Bunga dan Pembungaan Tanaman Monokotil dan Dikotil
Bunga monokotil adalah bunga yang ditemukan pada tumbuhan monokotil. Bagian bunga dari monokotil biasanya dalam kelipatan tiga, seperti 3 atau 6 atau 9. Beberapa contoh untuk bunga monokotil adalah bunga padi, bunga gandum, bunga jagung, dll. Bagian bunga dari dikotil adalah dalam kelipatan empat atau lima, seperti 4 atau 8 dan 5 atau 10. Contoh untuk bunga dikotil adalah bunga mangga, bunga kayu manis, bunga alpukat, dll (Rahayu dkk,2006).

Menurut Rahayu dkk (2006), ciri-cir monokotil sebagai berikut :
a.       Memiliki berkas vaskuler (pembuluh angkut) yang terdapat di batang yang bertipe kolateral tertutup (antara xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak dari xilem dan floem tersebar atau tidak teratur. Umunya batang dan akar tidak memiliki kambium sehinga tidak dapat terjadi pertumbuhan sekunder dan tidak akan tumbuh membesar. Namun, ada juga tumbuhan monokotil yang berkambium, seperti sisal (Agave sisalana). 
b.      Umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut-rambut halus, dan ruas-ruas pada batang tampak jelas
c.       Berakar serabut
d.      Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil
e.       Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok kalem. Urat daun sejajar atau melengkung dan berpelepah daun. 
f.       Bagian bunga terdiri atas kelopok bunga, mahkota bunga, benang sari tersebut berjumlah tiga atau kelipatan tiga. 
Menurut Rahayu dkk (2006), Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:
a.       Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari akar sekunder.
b.      Bentuk atau pola tulang daun/ sumsum cenderung menjari atau menyirip.
c.       Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.
d.      Adapun jumlah kotiledonnya dua.
e.       Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.
f.       Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang juga lima.
g.      Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun koleorhiza.


BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Identi fikasi Struktur Alat Reproduksi Tanaman dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari
Senin, 28 September 2015 pukul 08.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun  alat yang digunakan dalam pratikum Identifikasi Struktur Alat Reproduksi Tanaman adalah alat menggambar yang terdiri atas pensil, penghapus, pensil warna dan kertas sedangkan bahan yang digunakan adalah bunga kembang
sepatu dan bunga kembang kertas.
3.3    Metode Pelaksanaan
Adapun  metode pelaksanaan pratikum identifikasi struktur alat reproduksi tanaman adalah
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Mengamati struktur alat reproduksi bunga kembang sepatu dan bunga kembang sepatu
3.      Mengamati bunga tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri
4.      Mengamati bunga tersebut termasuk bunga sempurna atau bunga idak sempurna
5.      Menggambar alat reproduksi pada bunga kembang sepatu dan bunga kembang kertas seperti serbuk sari dan kepala putik


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.      Bunga Kembang Sepatu
 







                        Gambar 4.1                                           Gambar 4.2
2.      Bunga Kembang Kertas







                  Gambar 4.3                                         Gambar 4.4
4.2 Pembahasan
1.      Bunga Kembang Sepatu
Pada bunga kembang sepatu termasuk bunga sempurna karena seperti pada pengertian bunga sempurna adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dalam satu organ dan berdasarkan dari pengertian tersebut pada bunga kembang sepatu memiliki alat reproduksi seperti serbuk sari dan kepala putik dari
Bunga kembang sepatu  termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri karena putik dan benang sarinya matang bersamaan dan juga termasuk tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini dikarenakan putik dan benang sari yang terdapat pada bunga kembang sepatu tidak dilindungi oleh mahkota sehingga memungkinkan melakukan penyerbukan sendiri.
Bunga kembang sepatu termasuk bunga lengkap karena memiliki struktur dan bagian bunga yang lengkap seperti serbuk sari, kepala putik, tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, bakal biji, leher putik, dan tangkai benang sari
Hal ini sesuai dengan pendapat
2.      Bunga Kembang Kertas
Pada bunga kembang kertas termasuk bunga sempurna karena bunga kembang kertas memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (kepala utik) dalam satu organ
Bunga kembang kertas termasuk tanaman yang menyerbuk menyerbuk sendiri karena putik dan benang sarinya matang bersamaan dan juga termasuk tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini dikarenakan putik dan benang sari yang terdapat pada bunga kembang sepatu tidak dilindungi oleh mahkota sehingga memungkinkan melakukan penyerbukan sendiri.
Bunga kembang kertas termasuk bunga lengap karena memiliki struktur dan bagian bunga yang lengkap seperti serbuk sari, kepala putik, tangkai bunga,kelopak bunga, mahkota bunga, danbenang sari.
Hal ini sesuai dengan pendapat Darjanto dan Satifah (2006), yang mengatakan bahwa bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).  Bunga dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan bentuk kuncup.  Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling luar.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pratikum Identifikasi Struktur Alat Reproduksi Tanaman dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada bunga kembang sepatu penyerbukan yang diakukan adalah penyerbukan sendiri sedangkan pada bunga kembang kertas penyerbukannya adalah  penyerbukan sendiri
2.      Bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu : kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum).
3.      Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki salah satu alat reproduksi pada tumbuhan seperti kepala putik atau benang sari sedangkan bunga tidak sempurna adalah bunga yang tidak mempunyai salah satu alat reproduksi.
4.      Struktur dan bagian pada bunga yaitu kepala putik, benang sari, mahkota bunga, kelopak bunga, tangkai bunga, serbuk sari dan tangkai putik
5.2 Saran
            Saran saya terhadap laboratorium agar asisten memberi informasi yang lengkap  dan terperinci agar tidak terjadi kesalahan baik dalam penulisan laporan maupun dalam proses pratikum di dalam laboratorium.


Daftar Pustaka
Aditya, V., Indradewa, I. D., & St, D. A. 2013. Pengaruh Kadar Paklobutrazol
dan Dosis NPK terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Kembang Kertas
(Zinnia elegans jacq) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Arudji, B. 2007. Klasifikasi Dari beberapa Jenis Tanaman Monokotil dan Dikotil
(Angiospermae). Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.
Darjanto dan Siti Satifah. 2006. Pegetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan silang Buatan. Jakarta : PT Gramedia.
Nafisah, a. 2014. optimasi formula sirup ekstrak terstandar daun kembang sepatu
(hibiscus rosa-sinensis l.) dengan kombinasi sorbitol, xanthan gum, dan
gliserin menggunakan d-optimal mixture design (doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
Nur’aini, D. 2013. Kandungan Vitamin C Dan Organoleptik Selai Bunga 
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Dengan Penambahan Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa), Gula Pasir, Dan Tepung Maizena
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Purwantoro, i. A.2013. Keragaman bentuk Dan Warna Kembang Kertas (Zinnia
Elegans jaqc.) Populasi m6 (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah
Mada).
Purwantoro, A.2009. Perbaikan karakter bunga kertas (Zinnia spp.) sebagai salah
satu komoditas bunga potong melalui induksi poliploidisasi. text.
Rahayu, S., Trisnawati, D. E., & Qoyim, I. B. N. U. L. 2006. Biologi Bunga
Picis Kecil (Hoya lacunosa Bl.) di Kebun Raya Bogor. Jurnal Biodiversitas, 8, 07-11.

Samsumaharto, R. A., & Hartanto, S. D.2010. Uji Akivitas Antibakteri Ekstrak
n-Heksan, Etil Asetat, dan Etanol 70% Daun Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinesis L.) Terhadap S. aureus ATCC 25923. Universitas Setia Budi,
Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar